bukasuara.net – BPBD Jatim menggencarkan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Pulau Bawean. Salah satunya yang menjadi sasaran program Destana BPBD Jatim, yakni Desa Sungairujing, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean Kabupaten Gresik.
Proses rehabilitasi sejumlah fasilitas umum pun sedang berlangsung di Bawean. Proses pembentukan Destana di Desa ini berlangsung selama tujuh hari dengan diikuti berbagai unsur masyarakat setempat.
Hadir mewakili Kalaksa BPBD Jatim dalam pembentukan Destana Sungairujing, Penata PB BPBD Jatim, Kabid PK BPBD Kab. Gresik, Forkopimcam Sangkapura, Kades setempat Zainal Abidin dan fasilitator dari FPRB Jatim.
Kades Sungairujing Zaenal Abidin mengaku sangat berterimakasih kepada BPBD Jatim dan BPBD Kab. Gresik atas dipilihnya wilayahnya sebagai lokasi Destana.
Dengan didampingi Sekdesnya, ia mengisahkan saat terjadi gempabumi wilayahnya terdampak cukup parah. Dari 7 dusun yang ada, semuanya terdampak gempa.
“Sampai saat ini, sebagian warga yang rumahnya terdampak masih merasakan trauma,” terangnya, Selasa (28/5/2024).
Berdasar data BPBD Jatim, kerusakan akibat gempa di Desa Sungairujing meliputi, rumah rusak ringan sebanyak 192 unit, rumah rusak sedang 24 unit, rusak berat 35 unit, tempat ibadah 9 unit, sekolah 2 unit, gedung kantor 1 unit, ponpes 1 unit dan rumah sakit 1 unit.
Karena itulah, Sungairujing dipilih menjadi sasaran Program Destana tahun ini.
Sementara, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto secara terpisah mengungkapkan, pembentukan Destana di Desa Sungairujing ini merupakan salah satu upaya peningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana.
Jika sebelumnya, masyarakat di Pulau Bawean umumnya tidak mengenal upaya kesiapsiagaan saat menghadapi bencana, dengan pembentukan Destana Sungairujing diharapkan terbangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan saat menghadapi bencana.
“Karena itu, kita berharap apa yang sudah didapat selama pelatihan Destana bisa ditularkan ke tetangga terdekat, bahkan ke desa tetangga,” harapnya.
Terkait gempa Bawean, Kalaksa Gatot Soebroto juga mengungkapkan, berdasar data BMKG, total kejadian gempa Bawean sampai dengan Selasa, 28 Mei 2024 pukul 06.00 wib sebanyak 695 kejadian.
“Dari jumlah kejadian itu, 26 kali gempa yang bisa dirasakan. Sedangkan 669 tidak bisa dirasakan,” ujarnya memungkasi.